Penerapan Sistem Informasi PT KAI Commuter Jabodetabek Dalam Mencapai Keunggulan Strategis
Nama :
Putri Masturina
Npm :
38116317
Kelas :
2DB01
Matakuliah : Sistem Informasi Manajemen 1 #
Dosen :
Cahyawati Diah Kusumarini
Salah
satu kunci keberhasilan perusahaan secara strategis adalah membentuk
sistem informasi yang baik dengan menggabungkan teknologi informasi
dengan komponen-komponen seperti proses, prosedur, struktur organisasi, SDM,
budaya perusahaan, manajemen, dan komponen terkait lainnya. Penerapan teknologi
informasi (IT) sangat penting bagi perusahaan untuk dapat mengambil
keputusan bisnis secara tepat dan cepat. Perusahaan yang menggunakan
teknologi informasi secara menyeluruh akan mempunyai catatan secara otomatis
pada setiap proses produksi, pembelian, penerimaan barang, penjualan,
pengiriman pengeluaran uang, penerimaan pembayaran dan semua transaksi keuangan
langsung terjurnal otomatis. Dari informasi yang sudah menyatu inilah,
kita dapat memperoleh hasil analisa yang cepat dan mengambil keputusan bisnis
dengan cepat.
Salah
satu contoh perusahaan yang saat ini sedang berkembang pesat dalam penerapan
teknologi informasi adalah PT KCJ (KAI Commuter Jabodetabek). PT KCJ merupakan
salah satu perusahaan pelayanan publik yang bergerak dalam bidang pengangkutan
orang darat dengan media kereta api. Anak perusahaan BUMN ini beroperasi di
wilayah jabodetabek dengan tugas memberikan pelayanan perjalanan transportasi
darat yang nyaman dan masal. Pada tahun 2014 rata-rata KCJ memberangkatkan 600
ribu orang dalam setiap harinya, dengan proyeksi penumpang pada tahun 2019
sebanyak 1,2 juta orang setiap harinya menjadikan KCJ saat ini menjadi satu
satunya alat transportasi public terbesar yang membutuhkan pelayanan yang
terencana. Peranan umum teknologi informasi bagi sektor transportasi public
antara lain Meningkatkan efisiensi system transportasi, Meningkatkan
keselamatan, Meningkatkan mobilitas dan aksestabilitas, dan Meningkatkan
koneksi antar moda transportasi.
*Penerapan Teknologi Informasi PT KAI Commuter Jabodetabek
1. Perencanaan Pengembangan Teknologi Commuter Line PT KCJ pada tahun 2012
Teknologi
informasi telah digunakan di PT KAI sejak lama, namun pengembangan lebih lanjut
di bidang pelayanan KRL commuter line mulai dilakukan pada tahun 2012. Pada
tahun tersebut persiapan pengembangan sistem teknologi informasi dengan tujuan
untuk meningkatkan pelayanan, beberapa bidang disiapkan untuk dilengkapi dengan
sistem informasi terpadu seperti e-ticketing, prototype papan informasi untuk
penumpang KRL pada setiap loket dan stasiun, kemudian pembentukan help desk
untuk menangani komplain dari penumpang, serta informasi kepada seluruh
masyarakat melalui media masa dengan sifat informasi yang uptodate, tepat dan
cepat.
2. Penerapan E-ticket PT KCJ pada tahun 2013
Penerapan sistem
tersebut mulai dijalankan pada 1 Juni 2013, sistem tiket baru dengan nama E-ticket
atau tiket elektronik KRL menandai modernisasi pelayanan dan perubahan budaya
pengguna KRL. Penggunaan sistem tiket ini disertai dengan perubahan
besar-besaran terhadap sarana dan prasarana pendukung kereta api commuter line.
Pengaturan kembali setiap stasiun kereta yang dilewati oleh KRL dengan menutup
seluruh akses tidak resmi dan memberlakukan sistem masuk yang seragam dengan
pintu akses yang terkoneksi dengan E- ticket, kemudian pembongkaran kios-kios
di peron stasiun dan peremajaan seluruh sarana fisik dengan tujuan peningkatan
pelayanan untuk pengguna KRL. Railing Ticketing system (RTL) atau sistem
E-tiket disiapkan atas kerjasama antar BUMN yaitu PT Telkom dan PT KAI. Sistem
teknologi informasi dan komunikasi perusahaan dikembangkan ke dalam bentuk
electronic ticket. Teknologi yang digunakan adalah teknologi terbaru dan setara
dengan teknologi informasi di Bandara Changi, Singapura. Sistem informasi tiket
tersebut telah mensejajarkan sistem pelayanan domestic dengan pelayanan di luar
negeri.
Sistem informasi
ini diimplementasikan di 63 stasiun dari 4 rute KRL yaitu Jakarta-Bogor,
Jakarta-Bekasi, Jakarta-Serpong-Maja, dan Jakarta-Tangerang. Sistem ini
meninggalkan sistem tradisional dengan penggunaan kertas sehingga terjadi
penghematan pada awal penerapannya. Sistem ini juga mengintegrasikan pembayaran
tiket dengan sistem perbankan melalui e-money yang dimiliki oleh berbagai bank
yang bekerja sama dengan PT KCJ. Seperti bank BRI dengan kartu Brizzi sehingga
penumpang memiliki kemudahan lainnya yaitu pembelian dan top-up saldo untuk
tiket dapat melalui mesin ATM dimanapun berada yang tergabung dalam jaringan
ATM Bersama. Namun bagi konsumen yang tidak menggunakan e-money dapat membeli
tiket di loket yang tersedia di seluruh stasiun, yang nantinya tiket dalam
bentuk kartu akses yang juga dapat dilakukan pengisian di seluruh loket
stasiun.
Proses tipping
atau pengenalan akses pada pintu masuk dan keluar stasiun dengan cara
menempelkankan kartu tiket pada alat pendeteksi membutuhkan waktu yang hanya
dalam hitungan detik, umumnya sekitar 2-3 detik saja lebih cepat dengan
pemeriksaan tiket dengan model manual dengan petugas khusus yang melakukan
pengecekan yang bisa memakan waktu 5 detik dengan kemungkinan salah yang tinggi
karena factor yang sifatnya manusiawi.
Melalui
penerapan sistem informasi ini melalui tiket dan juga sistem informasi untuk
penumpang di setiap stasiun, memungkinkan PT KCJ menerapkan sistem harga tiket
progresif. Dimana sebelumnya dikenakan sistem flat atau sama untuk setiap
jurusan yang membedakan hanya kelasnya. Sistem lama rentan mengalami kebocoran
selain manual dan banyaknya penumpang gelap juga pemberlakuan harga yang flat
tidak logis. Melalui penerapan sistem progresif, harga tiket sesuai dengan
jaraknya, ditambah dengan adanya subsidi dalam bentuk dana KSO dari pemerintah
menyebabkan harga tiket sangat terjangkau meskipun dengan penerapan sistem
baru. Sistem ini sangat user friendly, untuk petugas loket yang melayani
pembelian tiket, monitor canggih dengan layar sentuh sangat membantu dalam
kecepatan pelayanan. Petugas loket hanya tinggal menyentuh tujuan penumpang
yang telah tertera di layar dan secara otomatis muncul jumlah pembayaran dan
telah tersimpan jumlah tersebut pada kartu tiket, kartu akan tercetak otomatis
dalam hitungan detik dalam suatu mesin bernama card dispenser yang terkoneksi
dalam sistem informasi.
Apalagi untuk
pengguna e-money, lebih memberikan kemudahan kepada penumpang. Dengan e-money,
calon penumpang tidak perlu lagi mengantri untuk di loket dan menanyakan tujuan
kepada petugas. Mereka dapat langsung masuk ke stasiun, dan menempelkan e-money
pada pintu akses dan tinggal naik ke KRL, setelah sampai di tujuan penumpang
tinggal menempelkan e-money nya kembali pada pintu akses keluar. Secara
otomatis jumlah saldo dalam e-money akan terdebet secara otomatis sesuai dengan
biaya yang timbul, penumpang juga dimudahkan dengan munculnya jumlah sisa saldo
saat menempelkan kartu tiket pada pintu akses keluar.
Penerapan sistem
informasi dalam pelayanan tiket di PT KCJ telah membawa perubahan budaya
terhadap pengguna jasa KRL, hal yang lebih utama juga adalah transparansi dalam
manajemen penjualan tiket. Sebelum penggunaan E-ticketing, jumlah penumpang
harian dan nilai penjualan tiket tidak dapat diketahui dengan pasti mengingat
monitoring yang tidak baik, setelah penggunaan sistem informasi E-ticketing
banyaknya penumpang harian dan besarnya penjualan tiket dapat dimonitor setiap
saat. Penggunaan sistem teknologi informasi di PT KCJ terhadap seluruh layanan
KRL disertai sarana dan prasarana pendukung telah memberikan dampak perubahan
positif dan memberikan kemajuan dalam pelayanan serta kepuasan pengguna
commuter line. Terjadi lonjakan jumlah penumpang berdasarkan data dari KAI
setelah implementasi sistem informasi tersebut, dari jumlah 450 ribu penumpang
setiap hari menjadi 500-600 ribu setiap harinya. Untuk pengembangan kedepan,
telah direncanakan dengan pemerintah untuk memadukan pelayanan tiket antar moda
untuk memberikan perbaikan pelayanan dan kemudahan bagi pengguna.
3. Pembaharuan Teknologi PT KCJ dengan menggunakan aplikasi 'Lost and Found' dan pengembangan E-ticketing dengan menggunakan 'vending machine' pada tahun 2015-2016.
Pada
tahun 2015-2016, PT KCJ memanfaatkan aplikasi 'Lost and Found' untuk membantu penumpang
yang kehilangan barang. Manfaat dari aplikasi ini yaitu berhasil
menemukan kembali rata-rata 90 barang penumpang setiap bulannya. Selain 'Lost
and Found', inovasi teknologi lainnya adalah pengembangan e-ticketing yang
dilakukan dalam bentuk implementasi penggunaan 'vending machine' untuk
transaksi tiket. Sejumlah program inovatif dihadirkan pada tiket berlangganan
dalam berbagai bentuk seperti gelang dan stiker multi trip. penggunaan tiket berlangganan semakin meningkat, dari
total rata-rata 800 ribu penumpang per hari sekitar 65 persen di antaranya
telah menggunakan tiket berlangganan Kartu Multi Trip (KMT).
Revolusi sistem
teknologi informasi yang dilakukan oleh anak perusahaan KAI yaitu PT KAI
Commuter Jabodetabek (KCJ) terhadap layanan commuter line (KRL) telah
memberikan perbaikan yang signifikan kearah yang lebih baik dalam memberikan
pelayanan terhadap pengguna jasa KRL. Perubahan yang dilakukan mendapat
pengakuan dari penumpang yang tercermin dari lonjakan pengguna jasa KRL yang
signifikan dibandingkan dengan periode sebelum penerapan sistem tersebut.
Beberapa hal masih perlu ditingkatkan dan manajemen KCJ terus melakukan
perbaikan, namun secara umum kondisi pelayanan telah jauh berbeda dibandingkan
sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa penerapan teknologi informasi pada PT KAI
Commuter Jabodetabek telah mencapai keunggulan yang strategis dari waktu ke
waktu seiring perkembangan teknologi informasi di Indonesia.
Sumber:
x
Komentar
Posting Komentar